Menurut gw yg paling umum aja ada 3 tingkatan strata sosial
- miskin
- sederhana
- kaya
Yang mau gw kaitkan disini adalah perempuan dan strata sosial. Dalam arti dimana seorang perempuan dewasa yang sudah cukup umur dan harus menentukan pilihan hidup yaitu jodoh.
Gw spesifikin lagi perempuan itu miskin tapi urusan fisik gak kalah sama artis2 abg kayak marshanda, nia rahmadani dkk.
Dia harus menggunakan logikanya untuk masalah jodoh.
LOgikanya:
- jika dia memilih jodoh yg miskin pula, maka strata sosialnya akan sama statis tidak berubah.
- jika dia memilih jodoh yg sederhana, maka strata sosialnya akan sedikit terangkat, karena si calon jodoh setidaknya lebih kaya dibanding dia.
- jika dia memilih jodoh yg kaya bahkan kaya raya, maka strata sosialnya pasti lebih cemerlang dibanding pilihan 1 dan 2.
nah jika ditilik dari sisi hati si perempuan itu:
- dia sukanya sama yg miskin juga dan ingin menikah dan berusaha sama yg miskin juga.
nah jika ditilik dari sisi hati keluarga si perempuan itu:
- mereka ingin anaknya menikah dan berbahagia dgn kalangan strata sosial yg ada di atas mereka
Kesimpulan si perempuan itu, dalam tempo singkat adalah:
- membuang impiannya untuk menikah dengan pangeran pujaannya yg miskin itu
- mencari seseorang yg berada di atas status sosial dia atas si keluarga perempuan.
disinilah perang batin perempuan itu, makanya gw beri judul blog ini life and logical...
so no heart feeling ok!!!
see you!
1 komentar:
mengkukuhkan bahwa perempuan itu materialistis, mereka mau menikah dengan siapa saja, walau tampang sangat jelek asal dia kaya. Sebuah pelecehan terhadap perempuan tentu saja.
Apakah menikah itu sebuah keharusan? Atau sebuah pilihan? Perempuan harus sudah menikah ketika dia memasuki usia 29 tahun kalau tidak maka sebutan perawan tua itu akan melekat pada namanya. Bukankah menikah atau tidak itu menjadi sebuah pilihan, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Posting Komentar